Formasi Impian Manchester United versi Ryan Giggs
Sabtu, 8 Desember 2012 15:01 wib
Ryan Giggs - Legenda Hidup Manchester United (Foto: ist)
MANCHESTER – Loyalitas seorang Ryan Giggs sudah tidak perlu diragukan. Memperkuat Manchester United sejak 1991 hingga saat ini, sudah pantas menyebut dirinya sebagai seorang legenda hidup Setan Merah.
Pengalamannya bersama klub yang bermarkas di Old Trafford tentu sudah banyak dia rasakan. Bermain dengan banyak pemain-pemain hebat juga sudah dirasakan pria kelahiran 29 November 1973 ini.
Giggs tumbuh bersama United pada era “Class Of 92”, di mana saat itu dia bermain bersama para pemain-pemain lulusan akademi sepakbola Manchester United, seperti Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville, Paul Scholes dan David Beckham. Angkatan 1992 tersebut lebih dikenal dengan julukan “Fergie’s Babes”.
Namun, saat ditanyakan siapa saja 11 pemain terbaik pilihannya, tidak ada nama David Beckham. Dari kelima rekannya, Giggs hanya memilih Gary Neville dan Scholes untuk masuk ke dalam 11 pemain terbaik bersama dirinya. Sementara Beckham kalah dari Cristiano Ronaldo, dan Butt serta Phil Neville tidak masuk dalam pilihannya.
Secara lugas, Giggs memuji kualitas Paul Scholes yang dianggapnya sebagai pemain terbaik yang pernah bermain bersamanya.
“(Paul) Scholes bisa melakukan hal-hal yang tidak ada pemain lain yang bisa dilakukan. Dia mampu mendikte tempo permainan dan hampir tidak kesulitan memberikan umpan dekat ataupun jauh,” ucap Giggs, seperti dikutip AbuDhabi Sports, Sabtu (9/12/2012).
Untuk posisi penjaga gawang, Giggs lebih memilih kiper asal Denmark, Peter Schmeichel. Giggs punya alasan singkat mengapa memilih Schmeichel daripada Edwin Van Der Sar. Giggsy menilai Schmeichel lebih baik karena saat memperkuat Manchester United sedang berada di puncak masa kejayaannya.
Lalu, Giggs juga memasukkan nama Eric Cantona dan Roy Keane ke dalam tim impiannya. Uniknya, Giggs memilih Keane menjadi kapten, bukan Cantona yang dikenal sebagai seorang Raja di United.
”(Roy) Keane bisa memotivasi dalam setiap pertandingan. Dia adalah alasan kami mampu mencetak banyak gol yang datangnya terlambat, tapi bisa membalikan keadaan,” tandasnya.
Selain nama-nama tersebut, Giggs memilih Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, dan Denis Irwin, untuk menemani Neville di lini belakang. Untuk tandem Cantona, Giggs memasukkan nama Wayne Rooney.
(acf)
Pengalamannya bersama klub yang bermarkas di Old Trafford tentu sudah banyak dia rasakan. Bermain dengan banyak pemain-pemain hebat juga sudah dirasakan pria kelahiran 29 November 1973 ini.
Giggs tumbuh bersama United pada era “Class Of 92”, di mana saat itu dia bermain bersama para pemain-pemain lulusan akademi sepakbola Manchester United, seperti Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville, Paul Scholes dan David Beckham. Angkatan 1992 tersebut lebih dikenal dengan julukan “Fergie’s Babes”.
Namun, saat ditanyakan siapa saja 11 pemain terbaik pilihannya, tidak ada nama David Beckham. Dari kelima rekannya, Giggs hanya memilih Gary Neville dan Scholes untuk masuk ke dalam 11 pemain terbaik bersama dirinya. Sementara Beckham kalah dari Cristiano Ronaldo, dan Butt serta Phil Neville tidak masuk dalam pilihannya.
Secara lugas, Giggs memuji kualitas Paul Scholes yang dianggapnya sebagai pemain terbaik yang pernah bermain bersamanya.
“(Paul) Scholes bisa melakukan hal-hal yang tidak ada pemain lain yang bisa dilakukan. Dia mampu mendikte tempo permainan dan hampir tidak kesulitan memberikan umpan dekat ataupun jauh,” ucap Giggs, seperti dikutip AbuDhabi Sports, Sabtu (9/12/2012).
Untuk posisi penjaga gawang, Giggs lebih memilih kiper asal Denmark, Peter Schmeichel. Giggs punya alasan singkat mengapa memilih Schmeichel daripada Edwin Van Der Sar. Giggsy menilai Schmeichel lebih baik karena saat memperkuat Manchester United sedang berada di puncak masa kejayaannya.
Lalu, Giggs juga memasukkan nama Eric Cantona dan Roy Keane ke dalam tim impiannya. Uniknya, Giggs memilih Keane menjadi kapten, bukan Cantona yang dikenal sebagai seorang Raja di United.
”(Roy) Keane bisa memotivasi dalam setiap pertandingan. Dia adalah alasan kami mampu mencetak banyak gol yang datangnya terlambat, tapi bisa membalikan keadaan,” tandasnya.
Selain nama-nama tersebut, Giggs memilih Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, dan Denis Irwin, untuk menemani Neville di lini belakang. Untuk tandem Cantona, Giggs memasukkan nama Wayne Rooney.
(acf)
0 komentar:
Posting Komentar